Kota Bandung (BERITASATU) – Setelah memenangkan hati warga Eropa pada tahun 2016 dan 2018, dan menggetarkan benua Australia, serta menggemparkan berbagai penjuru Amerika, Tim Muhibah Angklung kini kembali membawa gebrakan baru untuk tiga benua sekaligus. Pada musim panas 2024 ini mereka akan melaksanakan misi budaya yang kelima ke lima negara, mulai dari Maroko, Portugal, Spanyol, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia.
Mereka akan berpartisipasi pada dua festival besar internasional langsung di bawah International Council of Organizations of Folklore Festivals and Folk Arts (CIOFF) dan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), yaitu 18th Semana Internacional de Folclore, Cantanhede, Portugal, pada 6-14 Juli 2024, dan 56th Festival Internacional de Folclore en el Mediterráneo, Murcia, Spanyol, pada 15-19 Juli 2024. Festival ini akan dihadiri oleh beberapa tim terpilih dari berbagai negara untuk mempersembahkan penampilan terbaiknya. Dengan semangat dan dedikasi yang tinggi, Tim Muhibah Angklung berhasil terpilih untuk berpartisipasi pada kedua festival tersebut mewakili Indonesia.
“Sangat mengapresiasi keterlibatan semua pihak yang mempersiapkan ini, apalagi untuk mengangkat budaya terutama Angklung yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia. Semoga ini bisa menjadi alat yang baik untuk memperkenalkan budaya kita ke dunia, karena seperti video tadi bahwa Angklung sebagai senjata alat diplomasi budaya untuk memperkenalkan budaya Jawa Barat ke dunia” ucap Marsianus Raga, Ketua Jurusan Perjalanan Politeknik Pariwisata NHI Bandung, mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Sandiaga Uno dalam keterangannya, Senin (10/06).
Selain festival, Tim Muhibah akan tampil di tempat iconic yang berbeda di berbagai kota. Rencananya, Tim Muhibah akan tampil di situs warisan budaya Kasbah des Oudayas, Rabat, Maroko. Kemudian diundang KBRI Riyadh untuk melantunkan alunan musik angklung di Cultural Palace, Diplomatic Quarter, salah satu landmark arsitektur termegah di Riyadh. Tak kalah menarik, di kota Jeddah Tim Muhibah berencana untuk melakukan kolaborasi dengan musisi lokal Saudi di Al-Balad, daerah bersejarah yang merupakan pusat kota Jeddah. Pertunjukan ini diperkirakan akan mampu menarik 3.000 pengunjung. Selain itu, Tim Muhibah juga direncanakan akan mengadakan konser di Cultural Centre Hayy Jameel, sebuah komplek seni serbaguna terbesar di Jeddah. Tim Muhibah akan menjadi satu-satunya tim angklung yang pernah menyelenggarakan konser di sana.
Menjelang perjalanan ke tiga benua tersebut, Tim Muhibah Angklung menggelar konser bertajuk “Pre-Journey Concert 2024: The World Is Ours”, Minggu (09/06), menandai awal perjalanan budaya Tim Muhibah Angklung sebelum bertolak ke benua Afrika, Eropa, dan Asia, serta tampil dalam dua festival internasional bergengsi, dimana Tim Muhibah mencoba menguji semua repertoire lagu dan tarian mulai dari ujung Sumatra sampai ujung Papua.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, kini Tim Muhibah Angklung tampil lebih fresh dengan membawakan penampilan wayang di selingan lagunya. Tawa penonton memenuhi auditorium hall Mayang Sunda ketika wayang bernama Cepot dan Dawala itu saling bertukar lelucon. Penampilan wayang tersebut disajikan dalam durasi 35 menit sebagai bentuk persiapan menghadapi festival Semana Internacional de Folclore di Cantanhede, Portugal, dimana wakil dari negara lain (Brazil, Taiwan, Prancis, Portugal, Spanyol, Serbia, Mexico) akan menampilkan “Puppet Theater”-nya masing-masing. Konser ini dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI yaitu Martinus Raga, sekaligus memberikan sambutan.
“Sangat bangga dengan adanya Tim Muhibah Angklung dan akan memberikan masukan – masukan positif terhadap tim yang akan berangkat agar dapat menampilkan pertunjukan dengan lebih bagus lagi, selamat melaksanakan festival di Portugal dan Spanyol, dengan kerja keras ini semoga dapat berhasil di festival nanti,” ungkap tokoh angklung, Edi Permadi.
Memasuki sesi kedua, Tim Muhibah mempersembahkan lagu-lagu internasional yang memukau penonton seperti Avengers (Alan Silvestri), Nothing Else Matters (Metallica), Rahmatun Lil’Alameen (Maher Zain), Libiamo ne’lieti calici (Giuseppe Verdi), dan lagu We Are The World (Michael Jackson dan Lionel Richie) sebuah lagu legendaris yang dipopulerkan oleh U.S.A. for Africa, sebagai bentuk dari dukungan perdamaian untuk Palestina. Pre-Journey Concert ini bukan hanya konser biasa, tetapi juga panggung untuk menyampaikan pesan damai dan persatuan dunia. Melalui alunan angklung dan tarian tradisional yang memukau, konser ini mengajak kita untuk merasakan harmoni budaya yang menghubungkan perbedaan dan menyatukan dunia lewat angklung.
Semoga Sukses
Sementara itu, Calon Wali Kota Bandung H Juwanda mengaku bangga dengan Tim Muhibah Angklung karena dapat menggabungkan budaya lokal dengan berbagai musik di belahan dunia. “Semoga sukses selalu, terus semangat dalam mempromosikan budaya kita, identitas kita, dan terus membangun hubungan baik dengan berbagai negara melalui budaya.”
Konser ini dibuka dengan khidmat secara simbolis oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, kemudian dihadiri juga oleh Agieta Nurfianti (Anggota DPD RI terpilih periode 2024-2029), Edi Permadi (Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Penggiat Angklung Indonesia (PPAI)), Taufik Udjo (CEO Saung Angklung Udjo), Ir. H. Juwanda (Calon Wali Kota Bandung), Asep Suhada (Tokoh Angklung dan Arranger musik angklung), dan undangan VIP lainnya serta masyarakat umum.
“Sangat luar biasa, saya merasa dulu paling hebat ketika memimpin tim angklung, tapi ketika melihat konser ini saya merasa tidak ada apa apanya, karena penampilan tadi jauh lebih hebat bisa mengkolaborasikan berbagai macam aspek, seperti tarian dan nyanyian, itu sangat luar biasa, hal tersebut menjadikan nilai angklung lebih tinggi” ujar Asep Suhada, selaku tokoh angklung lainnya.
Asep juga memberikan pesan agar selalu semangat, berjuang, dan tentunya menjaga kesehatan. Melaksanakan misi budaya dengan berpindah-pindah negara memang tidaklah mudah. Pasti banyak sekali rintangan tidak terduga di sana, sehingga penting juga untuk menjaga mental.
Namun demikian, dalam mewujudkan perjalanan untuk menggetarkan tiga benua, Tim Muhibah Angklung saat ini memiliki kendala, yaitu masih kurangnya dana untuk perjalanan tersebut. Ketua Tim Muhibah Angklung, Maulana M. Syuhada mengatakan timnya telah melakukan melakukan persiapan selama hampir 13 bulan lamanya, termasuk latihan dan pengumpulan dana.
“Totalnya ada 37 orang yang akan berangkat, rata-rata umurnya 15-20 tahun. Sementara itu, kita akan melakukan perjalanan selama 34 hari mengelilingi Afrika, Eropa, dan Timur Tengah, yang membutuhkan biaya yang sangat besar mencapai total sekitar Rp3 miliar untuk misi budaya ini.”
Untuk itu, Maulana berharap adanya dukungan dan bantuan dari masyarakat, pemerintah, perusahaan, maupun pihak-pihak lainnya untuk menjadi donatur, sponsor, atau kerja sama lainnya. Bagi pihak-pihak yang akan membantu dapat menghubungi melalui email Tim Muhibah Angklung di management@angklungmuhibah.id. Ia mengatakan, berapapun atau apapun dukungan yang diberikan akan sangat berharga bagi Tim Muhibah Angklung dalam memperjuangkan misi budaya tersebut.