Merdunya Alunan Angklung Terdengar Sampai Negeri Kanguru

BRISBANE, KOMPAS.com – Muhibah Angklung, grup musik angklung dari Kota Bandung menggelar tur di empat kota di Australia. Tim yang terdiri dari mahasiswa dan pelajar ini manggung di Melbourne, Canberra, Brisbane dan Sydney selama 12 hari. Di Brisbane, Muhibah Angklung tampil di Queen Street, Kamis (25/1/2017). Queen Street adalah jantung kota yang juga pusat perbelanjaan yang banyak dilewati warga.

Tempat tersebut dekat alun-alun yang menjadi tempat berkumpul masyarakat Ibu Kota Negara Bagian Queensland ini. Grup musik yang beranggotakan siswa dari 16 sekolah dan mahasiswa dari empat perguruan tinggi di Bandung ini berangkat ke Negeri Kanguru atas biaya sendiri.

Ketua Tim Maulana M Syuhada saat ditemui Kompas.com di Brisbane mengungkapkan, tim sempat mencari sponsor, namun tak kunjung didapat. Baca juga: Melestarikan Angklung sebagai Warisan Budaya Dunia “Kami tetap berangkat dengan biaya swadaya. Urunan,” kata Maulana usai penampilan Muhibah Angklung.

Kenekatan ini, kata dia, adalah karena rasa tanggung jawab terhadap angklung. Selain juga agar anggota grup musik yang sudah sembilan bulan berlatih bisa tampil di hadapan masyarakat Australia. Maulana menjelaskan, alat musik angklung sudah diakui Unesco sebagai warisan budaya dunia. Status tersebut bisa dicabut jika mereka yang bertanggung jawab atas angklung tak mempromosikan alat musik khas Jawa Barat itu secara berkelanjutan. Total biaya tur Australia ini mencapai Rp 654 juta.

“Kami merasa punya tanggung jawab untuk pengakuan terhadap angklung ini,” ujar Maulana. Baca juga: 6.000 Pelajar Main Angklung di Gedung Sate Maulana mengungkapkan, Unesco sempat mengunjungi komunitas angklung di Bandung dan bertanya ihwal perkembangan alat musik tersebut. Di Australia, tim dibantu komunitas warga Indonesia. Di Brisbane misalnya, grup musik ini difasilitasi even organizer Synergy Indonesia Australia untuk bisa tampil di pusat kota.

EO itu lah yang mengurus perizinan ke pemerintah kota setempat. Selain itu, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Queensland juga turut membantu. Sementara untuk meminimalisasi biaya akomodasi, Maulana dan anggota tim menginap di rumah-rumah warga Indonesia di Brisbane. “Kami bersyukur banyak yang membantu,” kata Maulana. Sebelum ke Australia, Muhibah Angklung berkeliling Eropa. Enam negara, yakni Inggris, Jerman, Perancis, Belgia, Republik Ceko dan Polandia, menjadi tempat untuk memamerkan keunikan alat musik dari bambu itu.

Saat mereka tampil di Brisbane, penampilan Muhibah Angklung disaksikan warga yang kebetulan sedang lalu lalang di Queen Street. Grup musik yang berjumlah 40 orang ini memainkan 16 lagu, di antaranya Waltzing Matilda, Obladi Oblada, Jali-Jali dan Yamko Rambe Yamko. Tak sedikit dari penonton yang bukan warga Indonesia menikmati penampilan Muhibah Angklung. Grup musik ini tampil mengenakan pakaian adat daerah di Indonesia. Tampak dari mereka yang menonton, merekam penampilan Muhibah Angklung. “Kami senang bisa tampil di sini di pusat kota, disaksikan banyak orang yang bukan orang Indonesia. Karena tujuan kami adalah mempromosikan angklung kepada dunia,” ujar Maulana.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 
"Merdunya Alunan Angklung Terdengar Sampai Negeri Kanguru",
https://nasional.kompas.com/read/2018/01/27/20113281/merdunya-alunan-angklung-terdengar-sampai-negeri-kanguru. 
Penulis : Kontributor Brisbane, Krisiandi

One Reply to “Merdunya Alunan Angklung Terdengar Sampai Negeri Kanguru”

  1. saya berikan apresiasi sebesar-besarnya, ternyata pasar musik tradisional sunda sudah sampai mancanegara, saya jadi bangga. apakah muhibah angklung juga memiliki jadwal tampil rutin di indonesia? saya asli sunda tapi belum pernah melihat pertunjukkan angklung secara langsung dan tertarik ingin menyaksikan muhibah angklung

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *