Yuk Bantu Muhibah Angklung, Ingin Bawa Nama Indonesia Ikut Kompetisi di Bulgaria

(Foto: © angklungmuhibah/Instagram) Tim Muhibah Angklung, Panguyuban Pasundan berhasil memenangkan ‘Grand Prix’ pada 13th International Youth Festival-Contest of Arts di Sozopol, Bulgaria

Liputan6.com, Jakarta – Sebagai musik tradisional Indonesia, ternyata angklung bisa membawa pulang penghargaan tertinggi dalam ajang festival 13th International Youth Festival-Contest of Arts di Sozopol, Bulgaria. Menjadi salah satu kandidat tentu membuat tim Muhibah Angklung, Paguyuban Pasundan kagum dan bahagia.

Bersaing dengan 15 negara, serta tuan rumah merupakan pengalaman berharga dan tidak terduga bahwa alat musik asal tanah Sunda dapat mengharumkan Indonesia. Ikut serta dalam festival seni kelas dunia memang membuat bangga yang tak dapat dibayarkan dengan hal apapun.

Apalagi mengingat perjalanan mereka untuk samapai Bulgaria, bukanlah hal yang mudah. Digelar sejak 10-15 Juli, tim Muhibah Angklung sudah berangkat dari Tanah Air sejak Juni 2018.

Bisa dibilang, untuk mencapai Sozopol, Bulgaria boro-boro menggunakan tiket pesawat atau menginap di hotel mewah. Selama satu bulan penuh, tim Muhibah Angklung melakukan perjalanan panjang melalui jalur darat sambil berkeliling negara Eropa sambil mengamen.

Mengalami banyak hambatan


(Foto: © angklungmuhibah/Instagram) Sempat mengamen selama lima kali untuk membayar ongkos perjalanan bus supaya sampai di Bulgaria.

Hambatan yang mereka lalui tak hanya itu. Janji manis sponsor yang tak kunjung datang rasanya hanya seperti pemberi harapan palsu. Meski begitu, niat tim Muhibah Angklung yang dipimpin Maulana Syuhada tetap membulatkan tekad untuk mengikuti festival seni di Bulgaria.

Kekurangan uang di jalan sudah pasti, apalagi beberapa anggota mengalami diare. Agar tidak diturunkan di jalan, tim Muhibah Angklung sampai mengamen di pusat kota yang mereka lalui. Sekali ngamen memang lumayan hasilnya, bisa sampai 172 euro atau setara dengan Rp 3 juta. Belum juga menikmati hasilnya, uang ngamen diserahkan untuk ongkos jalan.

“Jadi kami pernah bawa uang recehan ke perusahaan bus. Malu sih tapi mau bagaimana lagi… Perusahaan busnya sampai bingung. Mungkin pikirnya, ini orang dari mana, bawa duit recehan disatuin pakai isolasi, model kayak di Indonesia… hahaha,” begitu suka duka yang diceritakan Maulana saat melakukan perjalanan bersama timnya.

Uang mengamen juga tak hanya digunakan untuk biaya perjalanan, urusan perut perlu diperhatikan. Supaya irit, mereka harus masak bersama. Meski dihadang sejumlah masalah, hal itu mungkin tak seberapa kalau membawa pulang kemenangan untuk Indonesia.

Perlu mendapat dukungan

Mengamen Demi Tampilkan Angklung di Tanah Eropa
(Foto: © angklungmuhibah/Instagram) Berkat kerja keras dan pengorbanan mereka akhirnya, tim Muhibah Angklung berhasil mencapai kemenangan.

Tim bimbingan Maulana juga telah melalui banyak negara melalui perjalanan ini. Jerman, Hungaria, Turki, Bosnia, Swiss, hingga Amsterdam sampai akhirnya Bulgaria telah dilalui para rekan tim demi memperkenalkan budaya angklung.

Tentu kemenangan ini merupakan salah satu prestasi yang perlu diapresiasi. Dimana budaya tradisional kita semakin terkikis oleh gerusan terknologi. Di sisi lain, masih banyak orang seperti tim Muhibah Angklung berusaha keras untuk melestarikan dan mengenalkan budaya kita ke luar.

Sudah seharusnya, tekad semacam ini mendapat perhatian pemerintah serta banyak orang di Indonesia untuk lebih peduli. Apalagi kaitannya untuk memperkenalkan budaya negeri kita. Untuk mengetahui aktivitas mereka dan sejumlah pengharagaan yang telah dirah, kamu bisa melihat akun Instagram mereka di @angklungmuhibah

Artikel ini telah tayang di liputan6.com dengan judul
"Yuk Bantu Muhibah Angklung, Ingin Bawa Nama Indonesia Ikut Kompetisi di Bulgaria",
https://liputan6.com/citizen6/read/3593317/yuk-bantu-muhibah-angklung-ingin-bawa-nama-indonesia-ikut-kompetisi-di-bulgaria 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *